METROKAWANUA — Mencermati eskalasi pergerakan massa pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 60/PUU-XXII/2024 tentang pencalonan kepala daerah yang menimbulkan kegaduhan politik, Pengusaha, Aktivis dan Seniman,Sam Sianata mengingatkan seluruh komponen anak bangsa agar menahan diri dari ambisi kekuasaan dan politik agar bangsa kita tidak terjerumus didalam pertentangan yang melahirkan pecah belah bangsa
“Demokrasi hendaknya tetap mengedepankan musyawarah dan mufakat untuk kemasyalatan umat” tegasnya
“Dalam kondisi seperti inilah kita diuji apakah benar kita mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi atau golongan” tuturnya
Lebih lanjut Sam mengutarakan bahwa tidak semua informasi yang beredar di media sosial valid adanya,banyak narasi narasi sesat atau hoax yang diproduksi oleh oknum agen asing melalui artificial intelligence (AI) untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa kita agar kepentingannya dapat terwujud, maka dari itu kita tidak boleh seratus persen percaya begitu saja pada narasi narasi yang beredar di medsos,harus di cek dan re-cek.
“Bangsa kita perlu memiliki kecerdasan dan kesadaran tinggi bahwa sampai kapanpun kita akan dipecah belah,maka tanamlah semangat persaudaraan, semangat persatuan kedalam hati sanubari kita masing masing,sebab jika kita sampai terjerembab dalam pertikaian kita sendiri yang merugi” imbuhnya
Sam juga mengingatkan adanya sebuah warisan leluhur berupa tulisan dari seorang Raja Jawa Kuno,yaitu HONOCOROKO, DOTOSOWOLO,PODOJOYONYO,MOGOBOTONGO yang artinya Ada dua utusan,keduanya saling berselisih paham, sama sama kuat dan akhirnya sama sama tewas,ini sebuah peringatan kuno, kearifan lokal agar bangsa kita selalu waspada,memelihara kedamaian dan kerukunan agar tidak terjerembab dalam alam pertikaian atau chaos,yang membuat separo anak bangsa menderita atau bahkan sampai musnah.(**)